Dr Abdullah Azzam, seorang mujahid yang syahid di medan Perang Afghanistan bercerita bahawa pernah sekali ia bertanyakan soalan kepada -murid-muridnya dalam satu syarahannya.
"Manakah yang lebih kuat antara Amerika dan Allah Robbul 'Alamin?"
Lalu mahasiswanya menjawab, "Wahai ustaz, soalan itu tidak pernah ditanyakan oleh seorang yang beriman."
Lalu Dr Abdullah Azzam melanjutkan lagi soalannya, "Adakah kalian benar-benar yakin bahawa Robbul 'Izzati lebih kuat berbanding daripada tentera-tentera dan armada-armada Amerika Syarikat?"
"Itu tidak perlu diragukan lagi," jawab mereka serentak.
Demi Allah, andainya negeri-negeri islam percaya bahawa Allah lebih kuat daripada Israel, nescaya kita tidak akan pernah mengalami kekalahan di semua medan kehidupan," ujar Abdullah Azzam. "Kita tidak akan kembali menelan kehinaan, penyesalan, dan kerendahan hati di dalam semua aspek kehidupan. Sekiranya kita meyakini bahawa Allah lebih tinggi, lebih agung dan lebih besar daripada Israel, maka kita tidak akan terjerumus lagi ke dalam kehinaan seperti yang pernah menimpa kita."
Jangan kita menjadi golongan yang digambarkan oleh ar-Rasul dalam sabdanya:
"Agama mereka adalah perutnya, kiblatnya adalah wanita-wanita, dan tujuan hidupnya adalah harta benda"
Nahnu Ansorullah!!!
5 comments:
SALAM AKHI...
Saya telah diarahkan oleh naluri saya untuk mengkopy post ini ke sebuah blog komuniti batch ku...
Boleh ke..??
Time kasih.. banyak..banyak...
Mmmuah... (sy masih lg lelaki normal)
Salam akhi...
Minta izin kopy eh..
Boleh ke..??
Time kasih...
Syukran..
Arigato...
Akhi... Silakan
akhi..boleh tolong bg perawi hadis yg last tu?
sekadar penguat hujah
Rujukan:
http://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/10/30/renungan-khutbah-jumat/
Allah SWT berfirman :”Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka, dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka. Akan tetapi, merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Al-Rum 30:9)
Untuk menjelaskan Al-Quran yang saya bacakan di atas, sebagian ulama tafsir Al-Quran menyebutkan sabda Rasulullah saw berikut :
“Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut-perut mereka menjadi Tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar mereka menjadi agama mereka. Kehormatan mereka tergeletak pada kekayaan mereka. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan damai, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana : Kekejaman para penguasa, kekeringan masa, dan kekejaman para pejabat serta pengambil keputusan.”
Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, “Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?”
Nabi menjawab, “Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan dan kepingan uang menjadi berhala.”
Dalam hadis di atas, Nabi meramalkan akan datang suatu zaman ketika manusia menjadikan uang sebagai berhala mereka. Setiap keping uang, setiap keping dirham, dolar dan rupiah … menjadi berhala. Rasulullah menggambarkan dengan indah : Pada zaman itu, manusia mempertuhankan perutnya.
Kalau yang disebut Tuhan adalah sesuatu yang diikuti dan ditaati tanpa memikirkan alasan-alasan apa pun, maka orang akan menaati keinginan dan perut mereka dengan melakukan apa saja. Mereka mau menghabiskan malam seluruhnya hanya untuk mengisi perutnya. Dulu di zaman Rasulullah, orang-orang yang taat ibadah kepada Allah menghabiskan malamnya dengan menunaikan shalat malam (tahajjud). Nanti, akan datang suatu zaman ketika manusia begadang sepanjang malam, untuk kepentingan perutnya. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Seks menjadi kejaran mereka.
Mereka bertindak dan bekerja, dengan pikiran yang sepenuhnya terpusat ke arah itu. Tumpukan uang menjadi agama mereka. Kemuliaan seseorang pada zaman itu, diukur berdasarkan kekayaannya. Manusia memberikan penghormatan kepada orang yang memiliki banyak kekayaan. Maka di saat seperti itu, manusia berlomba-lomba menumpuk kekayaan untuk menunjukkan kemuliaan dan kehormatan mereka di tengah-tengah masyarakat.
Pada waktu itu, kata Rasulullah, iman hanya tinggal namanya saja. Islam hanya tinggal upacara ritualnya saja. Al-Quran hanya tinggal pelajarannya saja. Orang-orang mungkin ramai belajar Al-Quran, tetapi tidak mencoba hidup dengan ajaran Al-Quran. Mereka mungkin membaguskan suara Al-Quran, tetapi tidak membaguskan akhlak mereka dengan ajaran Al-Quran. Nabi saw juga mengatakan bahwa masjid-masjid pada masa itu ramai. Akan tetapi, hati penghuninya kosong dari petunjuk Allah. Ulama-ulama yang membimbing mereka, hanya dihormati karena pakaiannya saja.
Ini full hadis, untuk sanad tu, nanti ana cuba usahakan...
Actually, ana ambil petikan ini dari buku Pesanan buat Kader Dakwah, Rahmat Abdullah
Post a Comment