Kepada rakan seperjuanganku, naqibku, mutarobbiku, mas'ulku, bapaku, adik-adikku, adik-adik iparku... ketahuilah:
Aku bukannya sebuah/seekor cyborg yang sempurna,
Aku hanya insan biasa, hanya manusia biasa,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa menangis bila terasa sedih,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa sakit apabila dilukai,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa marah, apabila diprovokasi,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa tersenyum, apabila diladeni,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa tergelak ketawa, apabila dihiburi,
Aku hanya manusia biasa, yang bisa merindui, apabila lama tidak bersua,
Aku hanya manusia biasa,Allah menguji aku dengan pelbagai warna;Ada kalanya aku rasa gembira, ada kalanya aku rasa sugul,Ada kalanya aku lah insan yang paling bersemangat, ada kalanya terasa malang yang amat,Ada kalanya rasa sayang dan cinta tumbuh umpama putik-putik daun muda, dan ada kalanya jiwa ini penuh kebencian,
Ada kalanya segalanya berjalan dengan penuh minat dan kecenderungan, dan ada kalanya terasa bosan dalam setiap apa yang dilakukan,
Ada kalanya, aku rajin hingga pelbagai pekerjaan aku lakukan, setiap masa aku luangkan, namun ada kalanya jiwa ini sakit dan malas untuk berbuat apa sahaja.
Namun,
Dari keimanan yang Allah titipkan dalam jiwa ini,
Ia tidak pernah putus asa cuba dan cuba untuk bermujahadah.
Agar kegelapan jahiliyyah dan mazmumah luntur, tidak muncul-muncul.
Agar akhirnya yang ada dalam jiwa, hanya cahaya.
Cahaya ilahi yang bakal menerangi... Seantero alam ini.
Hijrah diri, mengajar diri tidak pernah putus asa mendisplinkan diri,
Agar mengikuti manhaj tarbiyyah robbani ajaran rasulullah.
Setiap saat diri ini, samada hanyut terleka, atau sepenuhnya mengabdikan diri.
Akan datang suatu hari, di mana kegelapan itu tiada lagi.
Ia akan pergi, disinari cahaya, dilimpahi air yang menyucikan segenap lumpur-lumpur hati.
Menjadi hati yang suci lagi berani, pastinya bererti.
Ikhwah akhwat sekalian, terutamanya yang mengenali diri ini,
Hari ini, aku melihat kemenangan yang kita cita-citakan sehari-hari itu suatu kepastian.
Jika pada hari ini, kita berikrar janji,
Untuk tidak lagi menjadikan jahiliyyah itu rasa hati kita.
Untuk tidak lagi menjadikan jahiliyyah itu suatu tempat pengembalian selepas proses format hati.
Tetapi, naluri diri ini, sentiasa ingin kembali kepada ilahi.
Hanya dengan niat yang luhur itu, kita pasti akan dapat menggapai kemenangan dengan tangan kita sendiri.
Jika masih ada ragu dalam diri kita, walau sedikit,
Janganlah terus bermimpi dan berangan-angan, tetapi tunggulah generasi qurani berikutnya yang akan menggantikan saf-saf hodoh ini. Kerana kau sudah membukukan ketidak imanan mu pada janji ilahi.
Aku melihat hari ini, kita sudah menjadi pemenang!
Ketika pemuda barat menyibuk diri mereka dengan memuja perempuan, kita hari demi hari meninggalkannya. Mereka seorang demi seorang mabuk dengan permainan yang mengiurkan, kita makin lama makin jijik menyentuhnya, terasa masa semakin banyak terbuang dan hati makin lalai dari mengingatinya andai tersungkur kembali.
Bangsa lain menuju kebinasaan, sedang kita selangkah demi selangkah keluar dari kelompok yang sedang dimamah usia dan kehancuran itu. Berbahagialah wahai penerus risalah ini!
duhai bulan,
malam ini aku sendiri lagi.
bisa temankan aku?
. . . . . . . . . . .
bulan, aku sedang berbicara denganmu,
bersuara, lah.
. . . . . . . . . . .
eh awan, ke tepi lah,
aku ingin lihat bulan,
aku ingin berbicara dengan bulan.
. . . . . . . . . . .
tidak,
aku tak mahu berbicara sama bintang,
aku mahu sama bulan.
. . . . . . . . . . .
apa,
bulan tak mahu dengar rintihan aku lagi?
benarkah, bulan?
. . . . . . . . . . .
jadi, benarlah?
kalau begitu, tak mengapalah bulan,
usahlah dipaksa hatimu lagi.
aku mimpikan kau malam ini pun sudah cukup indah.
Sajak Duhai Malam adalah karya,
No comments:
Post a Comment